Educamp Pajappa, mengenal alam dengan cara berbeda |

Tanggal 17-18 Januari 2015 kemarin ada yang berbeda dari biasanya, Pajappa yang biasanya mengadakan trip setiap weekend kali ini mengajak teman-teman yang lain untuk belajar bersama dialam terbuka. Konsep dari teman-teman Pajappa kali ini membuat saya tertarik untuk ikut didalam kegiatan Educamp ini, apalagi saya dan teman-teman yang lain senang berkegiatan dialam terbuka.

Kegiatan yang akan dilakukan oleh teman-teman Pajappa telah dibicarakan sejak beberapa waktu lalu dan memutuskan lokasi Desa Bellabori, Parangloe, Gowa sebagai tempat Educamp nantinya serta menunjuk kakak Ari sebagai Trip Manager. Kegiatan ini dibuat guna memberikan bekal kepada teman-teman lain yang sering berkegiatan dialam terbuka serta berdasarkan dari pengalaman teman-teman yang sering melihat kejadian-kejadian dimana para penikmat alam terbuka sering menemui/mengalami masalah ketika berada dialam terbuka.

Trip Manager dalam Pajappa adalah orang yang bertanggung jawab dalam suatu kegiatan mulai dari persiapan hingga kegiatan berakhir dan itu selalu ada didalam setiap kegiatan Pajappa baik itu trip atau kegiatan-kegiatan lainnya. Trip Manager dipilih berdasarkan hasil kesepakatan teman-teman dengan melihat kemampuan calon trip manager dalam memimpin suatu kegiatan.

Didalam educamp ini, teman-teman Pajappa mengadakan beberapa kegiatan diantaranya memberikan materi tentang pengenalan medan/pengenalan alam terbuka yang dibawakan oleh Kanda Arfan (PETA), kemudian dilanjutkan dengan materi Botanical Survivor yang dibawakan oleh Kanda Enal (Makassar Berkebun) serta Outbond yang dikoordinator oleh penulis sendiri.

Berbagai persiapan dilakukan teman-teman Pajappa dimulai dari sounding ke sosial media hingga mengajak secara langsung teman-teman dari komunitas lain.

Technical Meeting pun diadakan pada tanggal 14 Januari 2015 bertempat di Sushibizkid Pettarani. Yang membuat penulis berdecak kagum adalah antusias peserta yang datang pada saat technical meeting, target awal teman-teman Pajappa peserta hanya sekitar 25 orang itu sudah termasuk teman-teman Pajappa namun kenyataannya berbeda, peserta yang terdaftar hingga technical meeting sebanyak 52 orang dan akhirnya kakak Ari memutuskan untuk menutup pendaftaran peserta pada saat itu juga.

: Penyampaian diberikan oleh Kakak Ari sebagai Trip Manager Educamp kepada teman-teman peserta mengenai lokasi, kondisi hingga persiapan alat dan obat-obatan pribadi.

Pada tanggal 17 Januari 2015 pukul 08.00 Wita kami berkumpul di Halte Lapangan Hertasning yang ditetapkan sebagai Meeting Point sebelum bersama-sama berangkat menuju lokasi educamp. Tepat pukul 09.00 Wita teman-teman pun berangkat menuju lokasi tetapi sebelum berangkat kakak Ari sedikit memberitahukan kepada para peserta untuk mampir disebuah Sekolah Dasar yang letaknya tidak jauh dari lokasi educamp. Disekolah dasar itu nantinya teman-teman akan memberikan sumbangan berupa buku cetak kepada adik-adik desa Bellabori.

Penyerahan bantuan buku oleh kakak Lusie kepada salah perwakilan sekolah

Tepat pukul 11.00 Wita kami sampai dilokasi educamp dan langsung menyiapkan peralatan dan perlengkapan selama kegiatan. Para peserta educamp yang notabene adalah orang-orang yang berasal dari komunitas berbeda yang ada di Makassar dengan berbagai karakter seperti disulap dan langsung bergerak melakukan apa yang harus dilakukan. Ada yang membangun tenda, ada yang menyiapkan makan siang, dan ada juga yang mencari kayu kering untuk persiapan api unggun pada malam hari.

Setelah semua selesai dengan kegiatan yang dikerjakan, maka kakak Ari mengumpulkan lagi peserta untuk membagi menjadi beberapa tim. Tim ini berguna untuk pembagian tugas pada saat kegiatan berlangsung mulai dari tenda untuk beristirahat, permainan outbond hingga urusan dapur. Cara menentukan tim mana yang bertugas pun dibuat semenarik mungkin sehingga peserta bisa menikmati semua rangkaian acara educamp.

Setelah makan siang, rangkaian selanjutnya adalah pemberian materi-materi. Materi pertama oleh kanda Arfan yang dipercaya untuk membawakan materi Pengenalan Alam Terbuka sedangkan Botanical Suvivor dibawakan oleh kanda Enal. Materi ini dianggap sangat perlu diterima oleh teman-teman karena merupakan materi dasar sebelum melakukan aktivitas dialam terbuka. Pemberian materi tersebut berlangsung hingga sore hari lalu dilanjutkan dengan istirahat sambil menunggu tim yang bertugas memasak untuk makan malam.

Kanda Enal (Makassar Berkebun) sedang membawakan materi Botanical Survivor

Kanda Arfan (PETA) sedang membawakan materi Pengenalan Alam Terbuka

Pada malam hari setelah makan malam acara dilanjutkan kembali dengan sesi Sharing and Caring. Dalam sesi ini, peserta diberi waktu untuk memperkenalkan diri serta menceritakan pengalaman-pengalaman traveling mereka baik itu yang berkesan maupun yang tidak. Berbagai pengalaman peserta ceritakan hingga larut malam kemudian satu persatu dari peserta pamit untuk beristirahat.

Keesokan paginya (18/01/15) para peserta kembali melakukan aktifitas seperti biasanya. Ada tim yang bertugas menyiapkan sarapan, ada tim yang bertugas menyiapkan peralatan untuk outbond. Pagi ini peserta akan diberikan aktifitas outbond, Outbond sendiri dibuat untuk membangun kerjasama, kekompakan, kepercayaan kepada rekan satu tim. Pada awalnya ada sepuluh outbond yang akan dimainkan oleh para peserta namun melihat terbatasnya waktu sehingga hanya ada tujuh permainan yang jadi dimainkan.

Permainan outbond tersebut diantaranya titanic, tangan panjang, spider web, bambu tower, toxic waste, lingkaran setan dan Where is My Friend. Hampir semua permainan outbond yang dimainkan bertujuan menjaga kerjasama, kekompakan dan kepercayaan kepada sesama. Setelah permainan outbond selesai kakak Ari mempersilahkan kepada peserta untuk acara bebas hingga waktu menunjukkan pukul 12.00 Wita.

Permainan Outbond Para Peserta

Acara bebas setelah mengikuti Outbond

Acara selanjutnya adalah persiapan untuk kembali ke Makassar. Tanpa dikomando, para peserta pun mempersiapkan barang-barang dan packing. Tidak lupa mereka juga membersihkan lingkungan sekitar sebagai bukti bahwa peserta bukan hanya mau menikmati alam saja tetapi mereka juga peduli terhadap kelangsungan hidup alam tersebut.